Sunday, September 30, 2007
Tuesday, September 11, 2007
HUKUM
TUJUH NAFSU
Setiap manusia yang lahir di dunia ini, pasti terlahir dengan kesucian hati (fithrah), fithrah tersebut adalah agama Islam. Hanya saja ia bisa beragamakan lain jika orang tuanya bukan muslim. Anak yang lahir dan orang tuanya muslim... sangat beruntung... keIslamannya telah terpelihara sejak ia masih bayi, hatinya masih suci... 100% suci... akan tetapi akankah kesucian itu bersifat permanen? abadi? sampai ia besar? Kesucian hati atau fithrah itu selain merupakan sebuah keIslaman yang murni, ia juga adalah sebagian cahaya dari cahaya-cahaya yang dimiliki oleh baginda Rasul saw. yang juga disebut dengan NAFSU KAMILAH atau NAFSU ZAKIAH. Bayi yang nafsu kamilahnya masih utuh dan belum ternodai oleh apapun, setan tidak berani mendekati hatinya... sebab setan hanya bertempat tinggal di hati manusia yang nafsu kamilahnya sudah ternodai... setan tidak berani mendekati cahaya Rasul... karena jika ia berani mendekat maka ia akan mampus... Setelah sang bayi mulai berumur lebih sekian tahun... ia mulai terpengaruh oleh lingkungan, pergaulan dan didikan orang tua... mulailah ia melakukan kesalahan sedikit demi sedikit sampai ia terbiasa melakukannya... dan akhirnya nafsu kamilah atau nafsu zakiah itu mulai dilapisi atau ditutupi oleh nafsu yang tidak baik... yaitu NAFSU MARDLIAH... Nafsu kamilahnya sudah mulai ternodai... setanpun menanti-natikan tempat tinggalnya yang baru !!! Mulailah ia melakukan kesalahan-kesalahan yang lain sampai nodanya semakin bertambah... muncullah noda kedua : NAFSU RADLIAH... nafsu kamilahnya semakin tertutupi... sangat disayangkan... Hari demi hari... muncul lagi noda ketiga : NAFSU MUTHMA'INNAH, kemudian keempat : NAFSU MULHAMAH, kelima : NAFSU LAWWAMAH, dan terakhir : NAFSU AMMARAH BISSU' !!! 6 nafsu jahat itu telah menutupi kesucian hati sang hamba yang muslim itu... setanpun dengan senang hati membangun tempat tinggal di situ.... kemudian menetap dan terus menggoda... Setan ibarat lalat yang selalu ada pada tempat-tempat kotor... lalat-lalat itu tidak dapat diusir selagi kotoran itu ada di tempat... lalat bisa saja pergi tapi pasti datang lagi... jika tempat telah dibersihkan dari kotoran itu maka lalat barulah mengucapkan selamat tinggal... demikian pula setan bisa saja pergi dari hati manusia, tapi pasti kembali lagi selama nafsu-nafsu itu masih ada, jika nafsu-nasfu itu dibuang dan cahaya Rasul (fithrah / nafsu kamilah) kembali bersinar maka setan akan melarikan diri dan hamba kembali suci. Setan tidak dapat diusir... dan tidak perlu diusir... setan jangan diperangi... lupakah kita bahwa nafsu-nafsu yang ada pada jiwa kitalah yang membuat setan itu betah di hati kita? Setan baru pergi meninggalkan kita jika kita telah membunuh lebih dahulu nafsu-nafsu yang ada... Bagaimana melenyapkan nafsu-nafsu jahat itu ??? Jika hamba dikaruniai seorang SYEKH atau WALI MURSYID maka beruntunglah dia... karena hanya syekhlah yang mampu membunuh nafsu-nafsu itu... jika hamba itu taat mengikutinya dan memenuhi petunjuk-petunjuknya maka nafsu-nafsunya akan mulai terbunuh sedikit demi sedikit oleh tangan mulia sang syekh itu... Akhirnya hamba kembali menemukan fithrahnya... nafsu kamilahnya kembali segar menuntun semua bagian jasad yang ada sehingga tak ada satupun darinya yang melakukan dosa... setanpun pergi dengan penuh kekecewaan. Setelah nafsu kamilah kembali utuh maka Allah akan memberikan jaminan agar tidak ternodai lagi... Allah lalu melapisi nafsu kamilah itu dengan sifat-sifat-Nya yang tujuh, dengan itu maka hamba itu telah terpelihara dan mulai melihat dengan cahaya Allah... ia telah menjadi kekasih-Nya yang sejati... (SUMBAWANEWS.COM)
Kadang gue berfikir
(.......ternyata bisa mikir juga hehe) benar ngga agama yang di anut oleh banyak orang cenderung sebagai VISI hidup seseorang, bukan semata-mata sebagai MISI dari orang tua belaka??Apakah kita akan di katakan anak yang durhaka jika kita tidak sejalan lagi dengan aturan atau kaidah ataupun amanat dari orangtua untuk melakukan visi hidup kita sendiri?
waduh serius banget y...
Mohon maaf jika nama penulis tidak saya cantumkan dirubrik ini. Tulisan tidak ada unsur Negatif.... (G5)
Subscribe to:
Posts (Atom)