Geng Motor di AS dan Cara Paman Sam Mengatasinya
Biro Federal Intelijen AS (FBI)
mengumumkan terdapat 33.000 kasus kriminal sepanjang 2011 yang
diakibatkan oleh 1,4 juta gengster paling aktif di seluruh AS yang
tergabung dalam geng sepeda motor dan geng dalam penjara. Dalam situsnya
(Di sini)
FBI mengakui, para geng motor menggunakan cara lebih canggih dan
terorganisir. Akan tetapi FBI menemukan cara dan solusi mengatasinya
yaitu dengan melipat gandakan upaya membongkar jaringan tersebut dengan
cara intelijen berbasis kemitraan dan penyelidikan dengan teknik
terbaru.
Sikap tegas FBI ini tak berlebihan karena berdasarkan laporan hasil investigasi Pusat Intelijen Gang Nasional atau National Gang Intelligence Center (NGIC) yang terdiri dari utusan dari FBI, DEA, ATF, BOP, USMS, ICE, DOD dan, CBP dan NDIC menyimpulkan
sebuah hal penting tentang sepak terjang geng motor (motorcycle gangs)
dalam laporan khusus mereka tentang ancaman serius nasional dari
kelompok gengster motor dan penjara yang bertajuk “2011 National Gang Threat Assessment (NGTA) – Emerging Trends” yang dipublikasikan untuk umum.
Oleh karenanya FBI mengumumkan
langkah-langkah prefentif dan kerjasamnya dalam mengatasi masalah ini
dengan cara-cara sebagai berikut :
- Membentuk satuan tugas pengaman jalan (Violent Gang Safe Streets Task Forces) sebanyak 160 unit di seluruh negara bagian.
- Bekerja sama secara efektif berbagi informasi intelijen dan mengurangi hambatan birokrasi.
- Membekali petugas dengan teknologi ETI (Teori Enterprise Investigasi) yang memungkinkan petugas melakukan proses penyelidikan dan investigasi akurat dan tidak terbatas. Cara ini termasuk memperoleh akses analisis keuangan dan penyadapan.
- Menjamin upaya lembaga penegak hukum atau satuan petugas pengaman jalan untuk mengejar dan mengadili para gengster secara efektif berdasarkan undang dan peraturan yang berlaku dalam konstitusi.
- Mempermudah komunikasi dan koordinasi antara penyidik federal dengan lembaga penegak hukum setempat untuk mengatasi kejahatan kekerasan.
- Berbagi Intelijen untuk memerangi Gangs Transnasional dengan beberapa negara.
- Menyiapkan tempat pengaduan on line kepada masyarakat secara langsung kepada NGIC (Pusati Intelijen Gang Nasional).
- Menyampaikan tanda-tanda
kusus ciri-ciri keanggotaan geng yang dilarang, misal soal tatto dan
rompi serta lambang-lambang khusus.
- Menerbitkan kartu toolkit untuk orang tua dan polisi mengenal sejak awal jika ada tanda-tanda anak atau warga terlibat gengster.
- Merumuskan daftar klub geng motor yang masuk katagori kriminal yang dianggap berpotensi mengganggu keamanan warga AS, yaitu :
- Geng Mongols, mempunyai jaringan (basis) di Arizona, Arkansas, California, Colorado, Illinois, Kentucky, Montana, Nevada, New York, Oklahoma, Oregon, Washington
- Outlaws, berbasis di Arkansas, Montana, Maryland, North Carolina, New York
- Pagans, berbasis di Delaware, New Jersey, Ohio
- Vagos, berbasis di California, Florida, Georgia, Mississippi, Nevada, New Mexico, New York,
Oregon, Pennsylvania, Rhode Island, South Dakota - Wheels of Soul, berbasis di Alabama, Arkansas, California, Colorado, Illinois, Kentucky dan New York.
- (Masih ada beberapa kelompok geng motor lainnya yang tidak disebutkan dalam laporan tersebut, misalnya : Hell Angels; Highwaymen; Warlocks dan Bandidos dan lainnya).
Bagaimana dengan kondisi geng motor di Indonesia?
Menurut sebuah informasi yang layak
dipercaya menyebutkan jumlah sepeda motor di Indonesia pada tahun 2011
mencapai 80 juta unit. Tanpa merinci lagi tahunnya, jenis dan model
sepeda motornya kita dapat membayangkan jumlah sepeda motor tersebut
artinya hampir setara dengan 1: 3 jumlah penduduk Indonesia (lebih
kurang 137 juta jiwa).
Tampilnya sepeda motor sebagai
populasi kendaraan terbanyak di tanah air kita tentu ada sisi
positifnya, misalnya memberi solusi terhadap persoalan biaya
transportasi yang semakin mahal dan tentu saja agar lebih efektif dan
efisien mencapai ke tujuan (bagi yang tergantung pada sepeda motor).
Akan tetapi selain sisi positif yang
disebut diatas pasti membawa serta beberapa persoalan lainnya, selain
masalah dalam berlalu lintas juga masalah sosial, salah satunya adalah
hadirnya geng motor yang sekarang menjadi pembahasan hangat nasional dan
dunia.
Jika dalam beberapa hal kita mengacu
kepada negeri paman Sam termasuk soal gaya-gayaan - biar ikut-ikutan
modis dan modern - baiklah kita mengacu dan berkaca ke AS lebih dahulu
dalam mengenal aksi geng motor di negeri tersebut dan bagaimana
pemerintah menangani persoalan geng motor di sana.
Geng motor -meskipun berasal dari komunitas sepeda motor-
belum tentu sama dengan komunitas sepeda motor. Komunitas sepeda motor
di tanah air biasanya lebih mengarah pada jenis sepeda motor yang sama,
misalnya komunitas Bison, Komunitas Vespa gembel, komunitas Motor Matic,
komunitas Tiger, komunitas Motor Jadul dan sebagainya.
Komunitas motor kita biasanya
memiliki program perduli sosial (meskipun ada juga beberapa diantaranya
sok jagoan bergaya bak pembalap kawakan kelas dunia). Sedangkan geng
motor dari nama saja sudah menyeramkan, jadi tak heran tujuan dan
niatnya atau programnya juga sudah mengarah pada hal-hal yang bertolak
belakang dengan norma-norma sosial.
Bagaimana cara kita menangani geng motor?
Benar, di AS mempergunakan jaringan biro intelijen lainnya untuk mengatasi berbagai tindak kejahatan kriminal termasuk tindakan kriminal oleh geng motor. Salah satu yang dipergunakan oleh FBI adalah peranan Pusat Intilejen Gang Nasional (NGIC) yang sebetulnya dibentuk tahun 2005 oleh Jaksa Agung AS (setelah mendapat usulan dari Kongres AS) untuk menjawab tantangan gengster yang berpotensi mengancam ketentraman warga AS.
Benar, di AS mempergunakan jaringan biro intelijen lainnya untuk mengatasi berbagai tindak kejahatan kriminal termasuk tindakan kriminal oleh geng motor. Salah satu yang dipergunakan oleh FBI adalah peranan Pusat Intilejen Gang Nasional (NGIC) yang sebetulnya dibentuk tahun 2005 oleh Jaksa Agung AS (setelah mendapat usulan dari Kongres AS) untuk menjawab tantangan gengster yang berpotensi mengancam ketentraman warga AS.
Meskipun
tidak diketahui apakah ada korelasi langsung antara NGIC (Gangs)
dibawah naungan departemen Kehakiman AS dan NGIC ( intlejien Angakatan
Darat AS) yang perlu diketahui adalah bahwa unsur yang terlibat dalam
NIGC (mengurus Gang) berasal dari intelijen lintas departemen.
Atas
dasar hal di atas -sebagai refleksi dan instropeksi kita- bagaimana
cara pemerintah dan petugas keamanan kita berkerja menangani sepak
terjang gengster, premanisme dan geng motor yang makin marak dan merasa
berada di atas angin ?
- Lihatlah balapan liar di kota-kota besar. Mengapa aparat kepolisian dan satuan khusus seperti angin-anginan menjalankan tugasnya?
- Lihatlah
aksi brutalisme dan vandalisme para preman menjadi-jadi sehingga berani
beraksi mengobrak-abrik RS Gatot Subroto yang notabene adalah milik
TNI AD sekalipun?
- Lihat juga aksi geng motor dalam tiga tahun terakhir ternyata menimbulkan korban jiwa rata-rata 62 orang dalam tiga tahun terakhir.
- Lihat juga aksi preman yang diperlihatkan oleh seluruh lapisan masyarakat dari birokrat hingga yang hidup melarat tanpa terasa hampir menjadi budaya.
- Lihat juga tawuran antar pelajar, antar kampung, antar desa dan antar pejbat dalam memperoleh jati diri mereka, seolah negara ini tidak lagi negara hukum.
Mengapa
kita menggunakan metoda seperti cara Paman Sam melakukan koordinasi
mengatasi masalah? Jika selama ini sedikit-sedikit kita berguru ke Paman
Sam (dalam beberapa hal, misalnya menuntut ilmu) mengapa untuk urusan
yang satu ini kita masih adem-adem saja?
Padahal,
nyawa orang-orang yang tidak bersalah akibat brutalisme, vandalisme dan
anarkisme oleh para preman dan geng motor telah berjatuhan satu per
satu. Tipekal “Sabretoth” sang tokoh ganas dan berani mencabik-cabik
manusia tak berdosa telah banyak hadir diantara kita. Siapakah yang
berhak dan berkompeten mengehentikan aksi para Sabretoth abad modern
itu? Seperti para geng motor yang kini menambah daftar potensi gangguan
keamanan nasional.
Sumber: http://hankam.kompasiana.com/2012/04/16/geng-motor-di-as-dan-cara-paman-sam-mengatasinya/http://hankam.kompasiana.com/2012/04/16/geng-motor-di-as-dan-cara-paman-sam-mengatasinya/