Thursday, April 19, 2012

Geng Motor di AS dan Cara Paman Sam Mengatasinya


13345410721263334755
















Biro Federal Intelijen AS (FBI) mengumumkan terdapat 33.000  kasus kriminal sepanjang 2011 yang diakibatkan oleh 1,4 juta gengster paling aktif  di seluruh AS  yang tergabung dalam geng sepeda motor dan geng dalam penjara. Dalam situsnya (Di sini) FBI mengakui, para geng motor menggunakan cara  lebih canggih dan terorganisir.  Akan tetapi FBI menemukan cara dan solusi mengatasinya yaitu dengan melipat gandakan upaya membongkar jaringan tersebut  dengan cara intelijen berbasis kemitraan dan penyelidikan dengan teknik terbaru.
Sikap tegas FBI ini tak berlebihan karena berdasarkan laporan hasil investigasi  Pusat Intelijen Gang Nasional atau National Gang Intelligence Center (NGIC)  yang  terdiri dari utusan dari  FBI, DEA, ATF, BOP, USMS, ICE, DOD dan, CBP dan  NDIC menyimpulkan sebuah  hal penting tentang sepak terjang geng motor (motorcycle gangs) dalam laporan khusus mereka tentang ancaman serius nasional dari kelompok gengster motor dan penjara yang bertajuk  “2011 National Gang Threat Assessment (NGTA) – Emerging Trends”   yang dipublikasikan untuk umum.
Oleh karenanya FBI mengumumkan langkah-langkah prefentif dan kerjasamnya dalam mengatasi masalah ini dengan cara-cara sebagai berikut :
  • Membentuk satuan tugas pengaman jalan  (Violent Gang Safe Streets Task Forces) sebanyak 160 unit di seluruh negara bagian.
  • Bekerja sama secara efektif berbagi informasi intelijen dan mengurangi hambatan birokrasi.
  • Membekali petugas dengan teknologi ETI (Teori Enterprise Investigasi) yang memungkinkan petugas melakukan proses penyelidikan dan investigasi akurat dan tidak terbatas. Cara ini termasuk memperoleh akses analisis keuangan dan penyadapan.
  • Menjamin upaya lembaga penegak hukum  atau satuan petugas pengaman jalan untuk mengejar dan mengadili para gengster secara efektif berdasarkan undang dan peraturan yang berlaku dalam konstitusi.
  • Mempermudah komunikasi dan koordinasi antara penyidik federal dengan lembaga penegak hukum setempat  untuk mengatasi kejahatan kekerasan.
  • Berbagi Intelijen untuk memerangi Gangs Transnasional dengan beberapa negara.
  • Menyiapkan tempat pengaduan on line kepada masyarakat secara langsung kepada NGIC (Pusati Intelijen Gang Nasional).
  • Menyampaikan tanda-tanda kusus ciri-ciri keanggotaan geng yang dilarang, misal soal tatto dan rompi serta lambang-lambang khusus.
  • Menerbitkan kartu toolkit untuk orang tua dan polisi mengenal sejak awal jika ada tanda-tanda anak atau warga terlibat gengster.
  • Merumuskan daftar klub geng motor yang masuk katagori kriminal yang dianggap berpotensi mengganggu keamanan warga AS, yaitu :
    • Geng Mongols, mempunyai jaringan (basis) di Arizona, Arkansas, California, Colorado, Illinois, Kentucky, Montana, Nevada, New York, Oklahoma, Oregon, Washington

    • Outlaws, berbasis di Arkansas, Montana, Maryland, North Carolina, New York

    • Pagans, berbasis di Delaware, New Jersey, Ohio

    • Vagos, berbasis di California, Florida, Georgia, Mississippi, Nevada, New Mexico, New York,
      Oregon, Pennsylvania, Rhode Island, South Dakota

    • Wheels of Soul, berbasis di Alabama, Arkansas, California, Colorado, Illinois, Kentucky dan New York.

    • (Masih ada beberapa kelompok geng motor lainnya yang tidak disebutkan dalam laporan tersebut, misalnya : Hell Angels; Highwaymen; Warlocks dan Bandidos dan lainnya).
Bagaimana dengan kondisi geng motor di Indonesia?
Menurut sebuah informasi yang layak dipercaya menyebutkan jumlah sepeda motor di Indonesia pada tahun 2011 mencapai 80 juta unit. Tanpa merinci lagi tahunnya, jenis dan model sepeda motornya kita dapat membayangkan jumlah sepeda motor tersebut artinya hampir setara dengan 1: 3 jumlah penduduk Indonesia (lebih kurang 137 juta jiwa).
Tampilnya sepeda motor sebagai populasi kendaraan terbanyak  di tanah air kita  tentu ada sisi positifnya, misalnya memberi solusi terhadap persoalan biaya transportasi yang semakin mahal dan tentu saja agar lebih efektif dan efisien mencapai ke tujuan (bagi yang tergantung pada sepeda motor).
Akan tetapi selain sisi positif yang disebut diatas pasti membawa serta beberapa persoalan lainnya, selain masalah dalam berlalu lintas juga masalah sosial, salah satunya adalah hadirnya geng motor yang sekarang menjadi pembahasan hangat nasional dan dunia.
Jika dalam beberapa hal kita mengacu kepada negeri paman Sam termasuk soal gaya-gayaan - biar ikut-ikutan modis dan modern - baiklah kita mengacu dan berkaca ke AS lebih dahulu dalam mengenal aksi geng motor di negeri tersebut dan bagaimana pemerintah menangani persoalan geng motor di sana.
Geng motor -meskipun berasal dari komunitas sepeda motor- belum tentu sama dengan komunitas sepeda motor. Komunitas sepeda motor di tanah air biasanya lebih mengarah pada jenis sepeda motor yang sama, misalnya komunitas Bison, Komunitas Vespa gembel, komunitas Motor Matic, komunitas Tiger, komunitas Motor Jadul dan sebagainya.
Komunitas motor kita biasanya memiliki program perduli sosial (meskipun ada juga beberapa diantaranya sok jagoan bergaya bak pembalap kawakan kelas dunia). Sedangkan geng motor dari nama saja sudah menyeramkan, jadi tak heran tujuan dan niatnya atau programnya juga sudah mengarah pada hal-hal yang bertolak belakang dengan norma-norma sosial.
Bagaimana cara kita menangani geng motor?
Benar, di AS mempergunakan jaringan biro intelijen lainnya untuk mengatasi berbagai tindak kejahatan kriminal termasuk tindakan kriminal oleh geng motor. Salah satu yang dipergunakan oleh FBI adalah peranan Pusat Intilejen Gang Nasional  (NGIC) yang sebetulnya dibentuk tahun 2005 oleh Jaksa Agung AS  (setelah mendapat usulan dari Kongres AS) untuk menjawab tantangan gengster yang berpotensi mengancam ketentraman warga AS.
Meskipun tidak diketahui apakah ada korelasi langsung antara NGIC (Gangs) dibawah naungan departemen Kehakiman AS dan NGIC ( intlejien Angakatan Darat AS)  yang perlu diketahui adalah bahwa unsur yang terlibat dalam NIGC (mengurus Gang)  berasal dari intelijen lintas departemen.
Atas dasar hal di atas -sebagai refleksi dan instropeksi kita- bagaimana cara pemerintah dan petugas keamanan kita berkerja menangani sepak terjang gengster, premanisme dan geng motor yang makin marak dan merasa berada di atas angin ?
  • Lihatlah balapan liar di kota-kota besar. Mengapa aparat kepolisian dan satuan khusus seperti angin-anginan menjalankan tugasnya?

  • Lihatlah aksi brutalisme dan vandalisme para preman menjadi-jadi sehingga berani beraksi mengobrak-abrik RS Gatot Subroto yang  notabene adalah milik TNI AD sekalipun?

  • Lihat juga aksi geng motor dalam tiga tahun terakhir ternyata menimbulkan korban jiwa rata-rata 62 orang dalam tiga tahun terakhir.

  • Lihat juga aksi preman yang diperlihatkan oleh seluruh lapisan masyarakat dari birokrat hingga yang hidup melarat tanpa terasa hampir menjadi budaya.

  • Lihat juga tawuran antar pelajar, antar kampung, antar desa dan antar pejbat dalam memperoleh jati diri mereka, seolah negara ini tidak lagi negara hukum.
Mengapa kita menggunakan metoda  seperti cara Paman Sam melakukan koordinasi mengatasi masalah? Jika selama ini sedikit-sedikit kita berguru ke Paman Sam (dalam beberapa hal, misalnya menuntut ilmu) mengapa untuk urusan yang satu ini kita masih adem-adem saja?
Padahal, nyawa orang-orang yang tidak bersalah akibat brutalisme, vandalisme dan anarkisme oleh para preman dan geng motor telah berjatuhan satu per satu. Tipekal “Sabretoth” sang tokoh ganas dan berani mencabik-cabik manusia tak berdosa telah banyak hadir diantara kita. Siapakah yang berhak dan berkompeten mengehentikan aksi para Sabretoth  abad modern itu? Seperti para geng motor yang kini menambah daftar potensi gangguan keamanan nasional. 

Sumber: http://hankam.kompasiana.com/2012/04/16/geng-motor-di-as-dan-cara-paman-sam-mengatasinya/http://hankam.kompasiana.com/2012/04/16/geng-motor-di-as-dan-cara-paman-sam-mengatasinya/

No comments:

Post a Comment